Selasa, 23 Oktober 2012

Dampak Buruk Sinar Matahari


Siang itu, dikawasan kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya. Mahasiswa-mahasiswi tampak berjalan datang atau pulang dari kampusnya. Panas matahari menyengat kulit tidak menghentikan perjalanan mereka. Dibutuhkan waktu  rata-rata 10-15 menit perjalanan mereka untuk sampai ke kampus. Terlihat, beberapa mahasiswi berjalan dengan menggunakan payung atau masker. Mungkin memang terlihat tampak kemayu, tapi seperti yang kita tahu, vitamin D untuk tulang yang dihasilkan oleh sinar matahari tak lebih dari jam 9 pagi. Dan puncak sinar matahari tepat diatas bumi adalah siang hari. Tak heran, beberapa alasan membuat mereka memberanikan diri menggunakan payung selama perjalanannya ke kampus.
Kulit memiliki jaringan pigmen sebagai warna kulit, yang di dalamnya terdapat unsur melamin. Melamin adalah zat pelindung alami yang menyerap energi dari sinar ultraviolet dan mencegah masuknya sinar ke jaringan kulit yang lebih dalam. Pigmen kulit atau warna kulit memiliki sifat sendiri. Berdasarkan penelitian, orang berkulit gelap memiliki lebih banyak melanin dibanding dengan kulit Kaukasia yang berkulit lebih putih. Sehingga orang berkulit gelap lebih memiliki perlindungan atau ketahanan dari efek matahari yang berbahaya, yaitu sinar UV (seperti, luka bakar karena matahari, penuaan kulit dini dan kanker kulit).
Sinar matahari tidak hanya memiliki kandungan vitamin D. Ada juga sinar UV, sinar UV terdiri dari UVA dan UVB, biasanya kita mendengar istilah ini pada produk lotion atau sunblock. Sinar UV merupakan radikal atau ultraviolet bebas yang memiliki pengaruh buruk terhadap kulit dan jaringan organ tubuh lainnya.