Kau dan aku mungkin tak akan
melihat raut mukanya secara jelas, bukan karena ia tak terlihat. Hanya saja, terkadang
kita mengelak melihat sesuatu yang dianggap ‘jelek’. Kau mungkin tak mudah
menemukan aura wajahnya bahagia, kau hanya mendapati ia dengan gayanya yang
dianggap oleh kita ‘jelek’. Lagi-lagi. Kau juga mungkin akan berfikir beberapa
detik untuk berjabat tangan dengannya, karena kau akan mengatakan ia ‘jelek’.
Setelah ini, kau mungkin
penasaran seberapa ’jelek’nya ia ?
Aku sering melihatnya di depan
tempat kerjanya, menanti pelanggan. Ia duduk dengan adanya, pantatnya menyentuh
bongkahan bata, bukan kursi. Tak jarang, aku melihatnya tersenyum padaku, kau
tak akan mudah mendapatkan ini, ia memberikannya padaku karena ia menempatkan
dirinya sebagai tetanggaku. Aku juga sering mendengar ceritanya bukan dari
bbirnya langsung, hanya suara angin.