Kau dan aku mungkin tak akan
melihat raut mukanya secara jelas, bukan karena ia tak terlihat. Hanya saja, terkadang
kita mengelak melihat sesuatu yang dianggap ‘jelek’. Kau mungkin tak mudah
menemukan aura wajahnya bahagia, kau hanya mendapati ia dengan gayanya yang
dianggap oleh kita ‘jelek’. Lagi-lagi. Kau juga mungkin akan berfikir beberapa
detik untuk berjabat tangan dengannya, karena kau akan mengatakan ia ‘jelek’.
Setelah ini, kau mungkin
penasaran seberapa ’jelek’nya ia ?
Aku sering melihatnya di depan
tempat kerjanya, menanti pelanggan. Ia duduk dengan adanya, pantatnya menyentuh
bongkahan bata, bukan kursi. Tak jarang, aku melihatnya tersenyum padaku, kau
tak akan mudah mendapatkan ini, ia memberikannya padaku karena ia menempatkan
dirinya sebagai tetanggaku. Aku juga sering mendengar ceritanya bukan dari
bbirnya langsung, hanya suara angin.
Tentang mitos suara angin,
mungkin kau tak akan percaya, ketika kau berbicara di sebuah lubang kecil di
dalam tanah, perkataan itu akan terdengar di telinga orang lain. Anginlah yang
membisikkan pembicaraan itu di gendang telinga orang lain.
Kau masih penasaran seberapa
‘jelek’nya ia ?
Kukatakan dengan penuh rasa kagum
padanya, ia seorang lelaki bertubuh kekar. Seorang yang memiliki keahlian
dibidang khusus, yang sampai saat ini digandrungi oleh remaja –ngeband-. Ia
memiliki jari-jari yang tenang hingga gitarnya mengeluarkan nada-nada yang macho.
Kau akan heran melihat dirinya penuh dengan gambar-gambar berseni. Gambar yang
membuatnya mengeluarkan cairan merah alaminya. Dan di beberapa inderanya, ada
sebuah lubang untuk menempelkan barang pernak-perniknya. Kau tak perlu khawatir
melihatnya mengibaskan rambutnya yang panjang, karena ia rajin membersihkannya.
Apa kau akan sama kagumnya
denganku ?
Setiap anak terlahir lewat rahim
ibu. Hari itu, ia memegang setumpuk uang yang tak mudah ia dapatkan. Ia perlu
menabung berbulan-bulan dan menguras keringat dari atas panggung ke panggung.
Ia ber’puasa’ mengorbankan keinginan pribadinya untuk menabung. Kemudian,
setelah rupiah-rupiah terkumpul, ia menuju sebuah Toko Elektronik, membeli
kontan sebuah mesin cuci. Dengan dada yang sesak, ia mengetuk pintu rumahnya,
dan mengucapkan ‘Selamat Ulang Tahun’ pada iibunya.
Mengecup tangan sang ibu, dan
membukakan sebuah kotak berisikan kue ulang tahun, lengkap dengan lilin berujar
‘51’. Mata ibunya berbinar, rasa letih yang ia alami selama bertahun-tahun terbayar
lunas dengan sebuah kue ulang tahun. Kue ulang tahun yang mengingatkannya bahwa
umurnya sudah setengah abad lebih. Kue ulang tahun termanis yang pernah ia
cicipi.
Mungkin, kau tak akan melihatnya
meneteskan air mata untuk rasa kebahagian yang dalam. Ia, dengan tato-tatonya
selalu bersikap laki. Tak lama, ia mulai mengalihkan pandangan pada adiknya.
Membuyarkan semua kisah romantis yang sukses dibuatnya. Yang berhasil melelehkan
hati seorang wanita sejati.
Kau dan aku mungkin terlupa akan
mahalnya harga sebuah mesin cuci. Namun yang kita ingat hanya sebuah sikap
tulus dari seorang laki-laki. Kelembutan hatinya, terkode saat ia menancapkan
lilin berangka itu di atas mentega manis warna-warni.
Terlepas dari semua bentuk penampilannya,
aku begitu yakin ia sama halnya dengan yang lain, memiliki jantung, paru-paru,
usus, darah, dan sebuah hati. Bagaimanapun, ia mengajarkanku kelembutan hati.
Aku kagum padanya.
Kau sudah merasa kagum padanya ? J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar