Kelas Dasar Manajemen saya biasanya belajar kemudian melihat video yang bermanfaat. Setelah minggu kedua, Bapak Dosen Dasar Manajamen ( Bapak Airlangga ) menyuruh kami sekelas untuk membuat makalah tentang sebuah yayasan atau perusahaan yang akan diteliti seputar pengorganisasiannya.
Untuk pembuatan makalah itu kami menggunakan prinsip yang dipakai wartawan, yakni 5W dan 1H. what, who, why, where, when dan how.
Dengan adanya pedoman ini kami dimudahkan dalam pembuatan tugas. Ketika itu kelompok saya mengangkat sebuah Perusahaan nirlaba Jawa Pos. Kami memilih perusahaan ini mungkin dikarenakan kantornya dekat dengan kampus kami, IAIN SA Sby, hehe.
Sedikit pengetahuan tentang Jawa Pos hasil kami adalah
Jawa Pos didirikan oleh The
Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The
Chung Shen hanyalah
seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di
surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah
sukses dengan Jawa Pos-nya, The
Chung Shen
mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The
Chung Shen di bidang
surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos
mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800
eksemplar saja. Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika
usianya menginjak 80 tahun, The
Chung Shen akhirnya
memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya,
sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.
Pada
tahun 1982, Eric FH Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT Grafiti
Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dengan
manajemen baru, Eric mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk
memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal dunia pada tahun 2000. Dahlan Iskan adalah sosok yang
menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 eksemplar,
dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan semenjak Jawa Pos dipegang oleh Dahlan Iskan, Jawa Pos mengalami kemajuan yang pesat. Karena seperti yang kita tau, Jawa Pos memiliki cabang-cabang surat kabar lainnya yang tersebar diseluruh Nusantara, misalnya Radar Madura, Bali, dll. Tidak hanya itu Jawa Pos juga mengembangkan berbagai majalah dan stasiun televisi, misalnya SBO Tv, dll.
Jawa Pos memiliki visi, "menguasai semua lini bisnis terutama yang menyangkut kepentingan orang banyak, bertekhologi tinggi, ingin menjadi berita terbesar ( mungkin sudah tercapai ), memiliki komunitas pembaca setia terbesar, dan menguasai bisnis lintas negara."
Dari pengalaman pembuatan makalah ini, saya menjadi tau bagaimana cara membuat laporan yang tersusun sistematis sehingga jelas dibaca.
penyedia berita Jawa Pos, id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Pos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar