Senin, 28 April 2014

ESSAY UTS : PERILAKU KONSUMEN



Kamis, 24 April 2014 kelas F2 Ilmu Komunikasi belajar di Royal Plaza bersama Dosen Bapak Fahmi mata kuliah Perilaku Konsumen. Saya dan teman saya melaksanakan shalat duhur terlebih dulu. Setelah itu, kami mengontak teman-teman lewat sms atau telepon, untuk saling bertanya, ‘dimana kalian?’. Akhirnya saya dan teman-teman dapat bertemu di atrium Royal, depan Toko beragam Batik digelar. Kemudian kami semua dengan keadaan berdiri, karena di Mall tak ada kursi (kecuali di Foodcort) berbagi kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat orang, jadi dalam kelas ini ada lima kelompok.
 Kelompok ini diberi tugas olah Pak Fahmi untuk menganalisa empat P, Produc, Place, Price, dan Promotion. Pak Dosen telah menyiapkan lima tema besar, yaitu Fashion Lady, Fashion Men, Food, Accesoris, dan Kids Shop. Lima tema ini telah disiapkan di selembar kertas oleh Pak Fahmi, lalu setiap ketua kelompok mengambil satu kertas yang berisikan tema besar tersebut. Kelompok saya mendapat tugas menganalisa Fashion lady.
Kami ditugaskan untuk menganalisa lima toko yang ada, bebas. Dengan waktu sekitar satu jam ke depan, kami akan berkumpul di Foodcort untuk membahas hasil analisa. Tanpa perintah, anak-anak langsung menuju ke masing-masing kelompoknya dan berpencar sesuai tujuan analisa. Saat itu, saya bersama teman saya, Ratna dan Habib menjadi satu kelompok. Ratna termasuk perempuan yangsuka belanja baju perempuan sehingga ia mudah mengenali bahan yang berkualitas atau tidak. Begitupun dengan Habib, ia memang bukan penggemar pemakai pakaian perempuan, tapi lebih hebat lagi, ia adalah penjual pakaian perempuan. Ia telah menjadi juragan pakaian perempuan beberapa bulan terakhir. Ia memiliki link dengan konveksi pakaian perempuan jadi tak heran jika ia mengerti kualitas dan harga. Sementara saya sendiri, sangat menyukai pakaian perempuan dari sisi warnanya, warna polos yang menenangkan. Jadilah kami, kelompok yang chibi-chibi (hehehe).
Kami mulai menganalisa Toko pas di depan kami, Toko Batik yang tergelar tanpa bangunan stan. Blouse perempuan, kemeja laki-laki, daster, dan rok batik terpampang di sini. Tulisan ‘diskon-diskon’ ada di setiap gantungan pakaian ini. Harga yang diberikan adalah harga pas, jadi telah tertera tulisan, ‘Diskon Rp. 40.000’ untuk setiap satu baris pakaian batik. Hal ini tentu memudahkan konsumen untuk langsung memilih model pakaian yang diinginkan tanpa bertanya kembali harga atau sekedar ingin menawar. Dengan promosi pakaian yang digelar di depan pintu utama seperti ini, tentu took ini berhasil mendapatkan perhatian pertama pengunjung. Sekalipun hanya melihat-lihat, pengunjung dapat menunjukkan perilakunya bahwa konsumen lebih mudah mencari kebutuhannya di tempat yang mudah terlihat.
Kami beranjak ke Toko sebelahnya, di sana kami melihat Toko dengan stan berukuran 5x3 meter yang terang benderang. Pakaian tertata rapi di sana, model boneka yang telah diberi pakaian terlihat menggunakan pakaian remaja masa kini. Perlu diketahui, trend pakaian remaja perempuan adalah dress/mini dress/blouse berbahan sifon tipis/lembut dengan warna pucat dan lembut dipadu dengan motif besar elegant atau tambahan manik-manik atau mutiara. Toko ini terlihat mahal dan up to date. Benar saja, ketika Ratna dan Habib masuk dan bertanya harga, harga pakaian di Toko ini memang rata-rata Rp. 100.000 ke atas.
Kami kembali berjalan mencari Toko yang lebih unik. Kami bertemu dengan Toko yang berlabel ‘35’. Saya berpendapat toko ini hanya menjual pakaian dengan harga Rp. 35.000. Kami memastikannya, Habib dan Ratna masuk ke dalam toko dengan ukuran yang lumayan kecil sekitar 3x2 meter. Saya sebagai bagain mencatat hanya mengamati dari depan Toko. Toko ini hanya menjual aneka blouse perempuan, dari berbahan katun, kaos, hingga sifon. Toko ini melakukan promo dan differensial hanya menjual blouse berlabel harga Rp. 35.000. Terlihat banyak pengunjung yang mendatangi Toko ini, karena Toko ini ‘asal cabut’ jika cocok. Maksudnya pengunjung bebas memilih blouse perempuan dengan harga pas. Menurut pengamatan Ratna, Toko ini lumayan murah untuk ukuran Mall.
Haus mendera kami, namun kocek uang kami lebih terasa berat. Kami terus berjalan di Lantai 1 melewati Matahari, yang terkenal dengan pakaian dan lain-lainnya dengan brand dunia. Kami melewati itu, karena terlalu sering kami mendengar beritanya. Kami bertemu dengan Toko Pakaian Muslimah. Jubbah, Blouse, dan jilbab tertata rapi dengan banyak pilihan di sini. Dari berbagai model dan bahan, Toko ini juga menjual harga eceran dan partai/grosir. Kami bertanya harga yang ditawarkan oleh Toko ini, harganya berkisar Rp. 100.000 ke atas untuk gamis, dan Rp. 50.000 ke atas untuk jilbab. Toko muslimah di lantai satu seperti ini (dengan lengkap seperti Toko ini) tidak banyak ditemukan. Selain itu, Toko ini menjual produknya lewat online (social media dan BBM).
Sudah empat toko yang kami analisa, terakhir karena kami tergiur brand. Kami mendatangi stan Shopie Martin Paris. Terlihat remaja putri segerombolan asyik melihat-lihat katalog, yang lain menyentuh langsung produk yang dipajang. Kami mengantri untuk melihat katalog dan bertanya pada penjaga Toko ini. Sophie Martin menjual produknya lewat katalog yang didesain cantik. Pemasarannya juga mengenal istilah member, menjadi member dengan membayar uang pendaftaran Rp. 60.000, keuntungannya akan mendapat potongan 20% setiap pembelian. Member juga bisa menjual lagi produk Sophie Martin, biasanya member ini melakukan pendekatan ke konsumen dengan cara kredit atau anggsuran pembayaran. Kredit dan kontan tergantung pada cara penjualan member tersebut, ada yang menerima lima kali pembayaran, tiga kali, atau bahkan kontan tapi dengan potongan harga. Sekalipun begitu, Sophie Martin dengan brand yang telah ia bangun menjual berbagai produk dengan harga tinggi, yang cocok untuk kalangan menengah atas.
Tugas kami selesai, waktunya ‘melihat-lihat’. Lalu kami menaiki ekskalator tanpa anak tangga hingga lantai teratas, lantai lima. Kami duduk di tengah-tengah keramaian orang bersantap makanan, menuliskan beberapa kesimpulan dari jalan-jalan ini, bahwa perilaku konsumen adalah perilaku seseorang saat melakukan proses pencarian, pemilihan, penggunaan, hingga membeli, kemudian mengevaluasi produk atau jasa tersebut. Seseorang terakadang membeli produk/jasa berdasar keinginannya atau kebutuhannya atau malah pengaruh dari orang lain. Mungkin, beberapa orang merasa tak terlalu memikirkan untuk membeli barang dengan harga murah. Namun, seseorang akan melakukan pertimbangan yang matang saat memilih dan membeli produk/jasa dengan harga tinggi/mahal (seperti pembelian laptop atau kamera DSLR).
SITI PERMATA SARI B06211032 6F2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar