Jumat, 13 Desember 2013

dimana kuburan si tikus ?



Tikus adalah musuh bagi dapur . Siapa yang tidak kesal melihat tikus mondar mandir di dapur kita. Tikus seringkali memakan sisa-sisa makanan di dapur. Padahal tikus hidup di tempat yang kotor, seperti got dan tempat sampah. Tidak salah, kalau tikus dikatakan hewan yang kotor dan sumber penyakit. Kalau tempat hidupnya saja di tempat kotor, pastilah badan dan makanannya juga kotor. Karena itu, banyak orang yang tidak menyukai keberadaan tikus.
Bisa dibayangkan kesalnya kita, ketika melihat peralatan dapur kita dimasuki tikus untuk mencicipi sisa-sisa makanan di dalamnya. Kita pasti jijik dan merasa peralatan dapur itu akan berpenyakit. Sehingga kita merendam peralatan dapur itu dengan air panas. Sangat menjengkelkan juga ketika kita melihat kotoran tikus berserakan di dapur.

 
Untuk mencegah adanya tikus di dapur, bisa dengan menutup rapat pintu dapur kita. Itupun, terkadang, tikus bisa menyelinap masuk ke dapur lewat pipa-pipa air atau loteng kita. Sementara untuk membasmi tikus adalah dengan membunuhnya. Namun, membunuh tikus tidaklah mudah. Paling sering yang dilakukan adalah dengan memberi umpan di dalam jebakan tikus atau memberi racun tikus pada umpan itu.
Setelah tikus itu mati, masalah baru akan muncul, yaitu dimana jasad tikus berada. Biasanya, bau bangkai tikus lebih dulu tercium oleh kita, baru kemudian kita mencari bangkainya. Setelah menemukan bangkainya, kita kemudian berfikir lagi untuk membuang bangkai tikusnya kemana.
Masalahnya, bangkai tikus seringkali kita lihat tergeletak di jalan beraspal, mulai dari bangkai tikus utuh hingga sudah berubah bentuk. Kenapa bangkai tikus tidak dibuang ke Sungai atau Kali atau ke Pembuangan Sampah Inti ?. Keberadaan bangkai tikus di jalan beraspal sangat menganggu pengendara motor. Ketika pengendara motor melewati jalan yang ada bangkai tikusnya, pengendara itu jadi tidak fokus pada perjalanannya. Tidak tega dan tidak mudah membiarkan ban motor kita menginjak bangkai tikus itu, sehingga sering kali kita membelokkan arah sedikit untuk menghindarinya. Beruntung jika saat itu jalan beraspal sedang lenggang, bagaimana jika jalan itu macet ?. Tentu ini akan menjadi perhatian tersendiri bagi pengendara motor.
Untuk itu, apakah tidak lebih baik, jika bangkai tikus itu dibuang ke tempat yang tidak menganggu orang lain ?. Akan lebih bermartabat pula kita sebagai manusia, makhluk yang saling mengasihi, tidak membiarkan hewan itu mati dalam keadaan tragis seperti yang sering kita lihat di jalan beraspal. Dengan dimulai dari menghormati bangkai tikus, semoga kita semakin mudah untuk membiasakan diri menghormati sesama manusia. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar