Tikus adalah musuh bagi
dapur . Siapa yang tidak kesal melihat tikus mondar mandir di dapur kita. Tikus
seringkali memakan sisa-sisa makanan di dapur. Padahal tikus hidup di tempat
yang kotor, seperti got dan tempat sampah. Tidak salah, kalau tikus dikatakan
hewan yang kotor dan sumber penyakit. Kalau tempat hidupnya saja di tempat
kotor, pastilah badan dan makanannya juga kotor. Karena itu, banyak orang yang
tidak menyukai keberadaan tikus.
Bisa dibayangkan
kesalnya kita, ketika melihat peralatan dapur kita dimasuki tikus untuk
mencicipi sisa-sisa makanan di dalamnya. Kita pasti jijik dan merasa peralatan
dapur itu akan berpenyakit. Sehingga kita merendam peralatan dapur itu dengan
air panas. Sangat menjengkelkan juga ketika kita melihat kotoran tikus berserakan
di dapur.
Untuk mencegah adanya tikus
di dapur, bisa dengan menutup rapat pintu dapur kita. Itupun, terkadang, tikus bisa
menyelinap masuk ke dapur lewat pipa-pipa air atau loteng kita. Sementara untuk
membasmi tikus adalah dengan membunuhnya. Namun, membunuh tikus tidaklah mudah.
Paling sering yang dilakukan adalah dengan memberi umpan di dalam jebakan tikus
atau memberi racun tikus pada umpan itu.
Setelah tikus itu mati,
masalah baru akan muncul, yaitu dimana jasad tikus berada. Biasanya, bau
bangkai tikus lebih dulu tercium oleh kita, baru kemudian kita mencari
bangkainya. Setelah menemukan bangkainya, kita kemudian berfikir lagi untuk
membuang bangkai tikusnya kemana.
Masalahnya, bangkai
tikus seringkali kita lihat tergeletak di jalan beraspal, mulai dari bangkai
tikus utuh hingga sudah berubah bentuk. Kenapa bangkai tikus tidak dibuang ke
Sungai atau Kali atau ke Pembuangan Sampah Inti ?. Keberadaan bangkai tikus di
jalan beraspal sangat menganggu pengendara motor. Ketika pengendara motor
melewati jalan yang ada bangkai tikusnya, pengendara itu jadi tidak fokus pada
perjalanannya. Tidak tega dan tidak mudah membiarkan ban motor kita menginjak
bangkai tikus itu, sehingga sering kali kita membelokkan arah sedikit untuk menghindarinya.
Beruntung jika saat itu jalan beraspal sedang lenggang, bagaimana jika jalan
itu macet ?. Tentu ini akan menjadi perhatian tersendiri bagi pengendara motor.
Untuk itu, apakah tidak
lebih baik, jika bangkai tikus itu dibuang ke tempat yang tidak menganggu orang
lain ?. Akan lebih bermartabat pula kita sebagai manusia, makhluk yang saling
mengasihi, tidak membiarkan hewan itu mati dalam keadaan tragis seperti yang
sering kita lihat di jalan beraspal. Dengan dimulai dari menghormati bangkai
tikus, semoga kita semakin mudah untuk membiasakan diri menghormati sesama
manusia. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar